Hasanusimuhammad.com | Sudah 4 jum’atan saya tidak shalat Jum’at di Masjid ini, rindu rasanya. Masjid Baiturrahmah ini adalah Masjid yang telah memberikan kesempatan kepada saya selama hampir lima tahun untuk tinggal, beraktivitas dan berkembang.
Ustadz Farid Nyak Umar |
Di masjid ini saya kenal banyak orang hebat, disini saya kenal, bertemu dan pernah terlibat bersama dalam Kepengurusan Panitia Pembangunan Masjid Baiturrahmah Gampong Keuramat dengan pak Sulaiman Daud mantan GM PLN Aceh yang beberapa waktu yang lalu baru saja di pindah tugas, di Masjid ini saya kenal DR. dr. Andalas, S.POG, DR. dr. Rajuddin S.POG (saya yakin mahasiswa FK Unsyiah pasti mengenal mereka berdua), di Masjid ini pula saya pertama kali mengenal Usatadz Fakhruddin Lahmuddin, Akhi Tamlicha Hasan Lc, Ustadz Masrul Aidi Lc dan di Masjid ini pula saya bertemu dengan banyak Anggota DPRA dan DPRK Banda Aceh seperti Pak M. Nasir, B.Sc, Subhan M. Isa, Yudi Kurnia dan beberapa orang lagi yang namanya tidak mampu saya ingat.
Kapan-kapanlah saya akan ceritakan 5 tahun yang mengangumkan di Masjid yang luar biasa ini.
KHUTBAH USTADZ FARID NYAK UMAR
Oke, jum’at ini (9 Oktober 2015) saya beruntung sekali karena koleksi orang hebat yang pernah saya jumpai di Masjid Baiturrahmah akan segera bertambah, pasalnya yang bertindak selaku Khatib adalah Ketua Komisi D DPRK Banda Aceh Ustadz Farid Nyak Umar.Sebenarnya saya sudah sering mendengar ceramah atau Khutbah beliau, tapi semenjak beliau kembali berkantor di Komplek Balai Kota ini yang pertama bagi saya.
Lantas apa yang beliau sampaikan selama lebih kurang 20 menit berada diantas mimbar? Sejauh yang saya ingat beliau membuka khutbah dengan sebuah fakta menarik tentang kondisi ummat Islam saat ini dikaitkan dengan momentum Tahun Baru Hijriah yang tinggal beberapa hari lagi.
Menurut ustadz yang biasa ngantor menggunakan sepeda motor Verza warna merah ini kondisi ummat Islam sekarang sudah tiba di masa yang pernah dijanjikan oleh Rasulullah yaitu jumlah ummat Islam begitu banyak namun seperti buih yang mengapung. Ustadz Farid melanjutkan kondisi tersebut terjadi karena ummat Islam terlalu cinta kepada dunia dan takut mati. Berbeda dengan genarasi emas dimasa Rasulullah dimana kecintaan ummat Islam terhadap Agama lebih besar daripada kecintaannya terhadap dunia ini.
Usatadz Farid mencontohkan sebuah kisah mengagumkan tentang seorang Pemuda tangguh yang rela meninggalkan istrinya yang baru saja ia nikah sehari sebelumnya dan malam tadi mereka baru saja berbulan madu, dialah Hanzhalah. Mendapat seruan untuk ambil bagian dalam perang Uhud, Hanzhalah berada dalam kebimbangan antara Keengganan berpisah dari kekasihnya dan kerinduan akan pahala syuhada dan gugur di medan jihad meninggikan kalimat Allah.
Hanzhalah mengambil keputusan dengan cepat seiring fajar sedikit demi sedikit mulai menyingsing. Ia memutuskan untuk turun bertempur bersama Rasulullah dan para sahabat lainnya. Sang istri, Jamilah, melepas kepergian sang suami dengan air mata haru. Sang suami berangkat dalam keadaan berjunub.
Singkat cerita, sang Hanzhalah wafat dimedan perang Uhud. Ada bagian lain yang menabjubkan saat jenazah Hanzhalah ditemukan oleh pasukan Islam lainya, sekujur tubuhnya basah kuyub, terkait kejadian tersebut Rasulullah SAW bersabda “Aku melihat para malaikat memandikan Hanzhalah bin Abu Amir di antara langit dan bumi dengan embun di dalam bejana-bejana perak.”
Demikian kisah pemuda luar biasa yang kecintaannya terhadap Agama lebih besar daripada kecintaannya terhadap apapun.
Melanjutkan khutbah, ustadz Farid menawarkan beberapa solusi agar ummat Islam bisa menjadi ummat terbaik dan tidak menomor satukan dunia. Diantaranya:
Usatadz Farid mencontohkan sebuah kisah mengagumkan tentang seorang Pemuda tangguh yang rela meninggalkan istrinya yang baru saja ia nikah sehari sebelumnya dan malam tadi mereka baru saja berbulan madu, dialah Hanzhalah. Mendapat seruan untuk ambil bagian dalam perang Uhud, Hanzhalah berada dalam kebimbangan antara Keengganan berpisah dari kekasihnya dan kerinduan akan pahala syuhada dan gugur di medan jihad meninggikan kalimat Allah.
Hanzhalah mengambil keputusan dengan cepat seiring fajar sedikit demi sedikit mulai menyingsing. Ia memutuskan untuk turun bertempur bersama Rasulullah dan para sahabat lainnya. Sang istri, Jamilah, melepas kepergian sang suami dengan air mata haru. Sang suami berangkat dalam keadaan berjunub.
Singkat cerita, sang Hanzhalah wafat dimedan perang Uhud. Ada bagian lain yang menabjubkan saat jenazah Hanzhalah ditemukan oleh pasukan Islam lainya, sekujur tubuhnya basah kuyub, terkait kejadian tersebut Rasulullah SAW bersabda “Aku melihat para malaikat memandikan Hanzhalah bin Abu Amir di antara langit dan bumi dengan embun di dalam bejana-bejana perak.”
Demikian kisah pemuda luar biasa yang kecintaannya terhadap Agama lebih besar daripada kecintaannya terhadap apapun.
Melanjutkan khutbah, ustadz Farid menawarkan beberapa solusi agar ummat Islam bisa menjadi ummat terbaik dan tidak menomor satukan dunia. Diantaranya:
- Fastabiqul Khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan)
- Mencoba dan gagal jauh lebih baik daripada diam
- Merasakan pengawasan Allah
- Tidak meremehkan amalan-amalan kecil
- Ikhlas dalam beramal