Note: BTW ini tulisan lama banget, kalau g salah tahun 2015. Mohon maaf jika kondisi dalam tullisan blog ini udah gak relate sama keadaan sekarang ^_^
Hasanusimuhammad.com - Malam minggu beberapa waktu yang lalu saya lewati dengan kegiatan yang gak biasa. Yups, jika biasanya malam minggu saya habiskan bareng istri dirumah, atau go some where (tetap bareng istri), tapi malam minggu 27 Februari lalu justru saya lewati bareng teman-teman Remaja Masjid se Kecamatan Kuta Alam.
Bersama mereka saya ngabisin waktu sekitar dua jam buat ngobrolin hal-hal ringan seputar Masjid masing-masing. Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Masjid Agung Al-Makmur/Masjid Oman.
Pertemuan itu terlaksana berkat inisiaci inisiasi Ustadz Farid Nyak Umar. Beliau dengan sangat baiknya ngajakin kami ngumpul untuk diskusiin hal-hal ringan seputar keadaan Masjid masing-masing. Total ada 6 Masjid yang remaja Masjidnya hadir malam itu, Masjid-masjid tersebut adalah:
- Masjid Baiturrahmah Gp. Keuramat
- Masjid Al-ikhlas Gp. keuramat
- Masjid Babuttaqwa ASPOL Kuta Alam
- Masjid Al-Abrar Gp. Lamdingin
- Masjid Darul Makmur Lambaro Skep, dan
- Masjid Agung Al-Makmur Lampriet
Ternyata Oh Ternyata...
Dalam pertemuan malam itu "terungkap" beberapa fakta mengejutkan, diantara yang paling mencuri perhatian saya adalah BAHWA SAAT MASIH AKTIF SEBAGAI MAHASISWA, USTADZ FARID NYAK UMAR JUGA AKTIF SEBAGAI REMAJA MASJID AL-WUSTHA LINGKE. Itu amajing banget. Peserta yang hadir waktu itu GAK TAU KENAPA pada cengengesan sendiri. Saya yakin banget, mereka lagi berkhayal, suatu saat mereka bakalan seperti bang Farid. #ngarepmodeon
Ngapain Aja Sih?
Actually, malam itu kami cuman ngobrol-ngobrol santai sadja, tapi saya gak terlalu inget lagi kami ngobrolin apa aja, soalnya banyak banget. But, saya sempat catet beberapa poin penting yang jadi diskusi kami malam itu. dan gak cuman diskusi, Ustadz Farid juga mewacanakan akan ada pertemuan –serupa- lanjutan untuk membahas lebih lanjut beberapa hal penting yang menjadi rekomendasi para Remaja Masjid.
Berikut sejumlah saran dan masukan yang sempat saya catat dalam pertemuan tersebut:
Rekomendasi Pembentukan Forum Remaja Masjid Se-Kuta Alam
Salah seorang remaja Masjid Darul Makmur, Lambaro Skep, Bustami, S.HI dalam kesempatannya mengharapkan agar pertemuan antara remaja Masjid dalam Kecamatan Kuta Alam hendaknya rutin dilakukan sebagai media shering. Sehingga, jika satu Masjid sedang memiliki masalah maka masjid lain bisa ikutan memberikan solusi.
Bustami menambahkan, saat ini tantangan yang dihadapi Masjid-masjid di Banda Aceh rata-rata sama. Sehingga jika tantangan tersebut berhasil diselesaikan dengan baik itu artinya selesailah semua tantangan Masjid di Banda Aceh.
Permasalahan Umum Remaja Masjid di Banda Aceh
Setelah Bustami menyelesaikan pertanyaanya, sebagai seorang pemuda yang pernah tinggal di Masjid selama lebih kurang 5 tahun saya juga ingin memanfaatkan moment tersebut untuk menyampaikan saran kepada Ustadz Farid Nyak Umar perihal tantangan yang sering saya dan kawan-kawan hadapi selama menjadi Remaja Masjid.
Sebelumnya saya ingin memberi sedikit gambaran kepada para pembaca tentang siapa sebenarnya orang yang disebut REMAJA MASJID itu. Bukan, bukan pengertian REMAJA MASJID secara terminologis, tetapi yang ingin saya sampaikan adalah pengertian REMAJA MASJID secara PRAKTIS di Banda Aceh.
Selama lebih kurang 5 TAHUN tinggal di Masjid (Masjid di Banda Aceh), oleh Pengurus Masjid di Masjid saya tinggal, kami disebut sebagai REMAJA MASJID. Panggilan serupa juga berlaku untuk beberapa Masjid lain di Banda Aceh.
Sebagai REMAJA MASJID kami bertugas mengumandangkan azan, menjaga kebersihan Masjid luar dan dalam, menjaga kebersihan kamar mandi Masjid serta beberapa pekerjaan insidentil lainnya. Itulah sejumlah pekerjaan yang rutin kami lakukan sebagai REMAJA MASJID.
Jika kamu nanyain APAKAH ADA KAFALAH/GAJI yang kami terima atas rutinitas tadi, maka jawabannya adalah… beberapa Masjid (yang kas hariannya lumayan banyak) akan mengalokasi dana untuk para Remaja Masjidnya yang udah berikhtiyar menjaga kebersihan dan kenyamanan para jamaah. NAMUN, beberapa Masjid lainnya, termasuk Masjid yang pernah saya tempati, JUGA menyediakan kafalah atas ikhtiyar kami tadi, TAPI, besaran yang kami terima saat itu sangatlah sedikit. Dan kafalah tersebut harus kami bagi ber-empat.
Kami paham betul, kondisi tersebut terjadi karena berbanding lurus dengan jumlah tabungan amal Masjid yang berhasil terkumpul saat itu.
NAH. ITULAH diantara beberapa poin yang saya minta untuk disampaikan oleh Ustadz Farid Nyak Umar kepada Dinas terkait, dalam hal ini Dinas Syari’at Islam (DSI) Kota Banda Aceh.
Lewat permintaan tersebut saya berharap DSI bersedia “mencukupi” ketidak mampuan kas Masjid dalam memberikan KAFALAH IDEAL kepada para REMAJA MASJID. KESEJAHTERAAN REMAJA MASJID penting diperhatikan mengingat sebagian besar REMAJA MASJID yang menetap di Masjid-masjid Banda Aceh merupakan mahasiswa dari luar Banda Aceh. Dan kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga sederhana.
Saya berharap, ketika REMAJA MASJID telah SEJAHTERA maka Masjid-masjid tempat mereka tempati akan menjadi Masjid-masjid yang bersih, indah dan nyaman. Banyak orang berharap, suatu saat Masjid-masjid di Banda Aceh akan memiliki tingkat kenyamanan dan kebersihan seperti Masjid Agung Al-Makmur / Masjid Lampriet.
Seru-seruan Bareng
Gak terasa jam udah nunjukin pukul 23.00 WIB. Seperti rencana awal, “apapun yang terjadi…” Kata Ustadz Farid Nyak Umar, “… jam 23.00 kita udah pulang” pernyataan tersebut disambut gelak tawa para peserta. Benar saja, jam 23.00 WIB acara selesai, dan sebelum pulang kami sempat-sempatin foto bareng buat kenang-kenangan.
Over all, acara malam itu berlangsung seru, banyak ketawa. Juice sama martabak telornya enak banget. Sekali lagi, TERIMAKASIH paling gede buat Ketua Komisi D DPRK Banda Aceh, Ustadz Farid Nyak Umar.