Hasanusimuhammad.com - Ini udah lama banget semenjak postingan terakhir saya tentang MALAM MINGGUAN BARENG REMAJA MASJID SE-KECAMATAN KUTA ALAM saya posting awal bulan Maret lalu. Beberapa bulan terakhir saya lagi sibuk-sibuknya ngurusin blog saya yang satu lagi. Makanya, belakangan ini jadi jarang nge-post diblog ini.
Well, untuk menandai comeback diblog ini mari kita awali dengan sebuah tulisan yang masih ada hubungannya dengan 2 postingan saya dibulan Januari sama Februari, yaitu tentang KPM (kuliah pengabdian masyarakat). Kali ini saya gak akan membahas kelanjutan 2 tulisan sebelumnya, namun, tetap masih hubungannya sama KPM.
Saya pengen bagi-bagiin informasi tentang beberapa hal penting yang harus diketahui oleh peserta KPM PAR kalau mereka pengen bikin kegiatan dilokasi KPM.
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
Kemaren (11 April) saya dapat kabar dari TM kalau para peserta KPM PAR UIN Ar-Raniry Tahun 2016 udah dilepas ke lokasi KPM masing-masing. Itu artinya, mereka udah ditunggu sama hal-hal baru yang –bisa jadi- gak pernah mereka lihat, alami dan rasakan sebelumnya. Singkatnya, the show is begin.
Nah, beruntung banget buat para peserta KPM PAR tahun ini yang udah tau mau bikin kegiatan apa dilokasi KPM. Dan masih belum terlambat buat para peserta KPM PAR yang masih bingung harus ngerjain apa. Bagaimanapun kondisi kalian saat ini, saya saranin untuk baca tulisan ini sampek paragraf terakhir, mudah-mudahan kalian dapat inspirasi dari pengalaman saya mengikuti KPM PAR ke Bener Meriah tahun 2012 lalu.
Saat kalian berencana akan membuat sebuah kegiatan dilokasi KPM maka kalian harus memperhatikan beberapa hal berikut ini. Mari kita simak satu persatu…
pasca kegiatan cerdas cermat |
Pertama | See Around
Diparagraf-paragraf terakhir tulisan ini saya bakal jelasin kegiatan apa yang saya dan teman saya (Hasan Basri & Marhamah) lakukan dilokasi KPM. Kenapa saya jelasinnya dibagian akhir? Supaya teman-teman gak terpengaruh dengan kegiatan yang kami lakukan. Karena bisa jadi, kegiatan yang udah ada dipikaran kamu jauh lebih kece dari kegiatan yang kami lakukan waktu itu.
Atau, buat kamu yang masih belum punya rencana mau ngapain dilokasi KPM nanti, (saran saya) tetap jangan terpengaruh dengan kegiatan yang akan saya ceritakan dibagian akhir nanti, karena bisa jadi orang-orang disekitar kamu (teman satu tim) udah punya ide berlian brilliant buat diterapin dilokasi KPM.
CATATAN TEBAL buat kamu-kamu yang jadi peserta KPM PAR. Sebelum kamu sibuk konsultasi sama orang lain, mendingan Kamu liat dulu deh potensi teman-teman satu tim kamu, mungkin mereka punya keahlian yang bisa dimaksimalkan dilokasi KPM.
Saya teringat cerita pengalaman KPM PAR junior saya di Radio Seulaweut, Siti Maulia Rizki. Kebetulan banget, salah seorang rekan se-tim Siti adalah seorang pengusaha telor puyuh. Gak cuman telor, kawan si Siti ini (namanya Aidul) ternyata juga menjual bibit puyuh. Nah, bibit puyuh yang dijual oleh si Aidul ini ternyata berasal dari telor-telor puyuh yang ditetaskan dengan bantuan mesin penetas telur yang ia rakit sendiri.
Jadi, dilokasi KPM, skill si Aidul yang bisa merakit mesin penetas telur tadi menjadi salah satu kegiatan andalan mereka. Siti dan kawan-kawan se-tim lainnya bahu membahu mengajarkan masyarakat dilokasi KPM bagaimana caranya merakit mesin penetas telur.
Dengan hadirnya “teknologi” terserbut warga dilokasi tempat mereka KPM merasa sangat terbantu. Tingkat keberhasilan telur yang menetas jauh lebih tinggi daripada dierami oleh induknya langsung. Apalagi untuk jenis telor milik itek ie.
So, sebelum kalian capek-capek nyari di google tau nanyain ke orang lain untuk dapat ispirasi bikin kegiatan dilokasi KPM, alangkah bijaksananya jika kalian maksimalkan dulu potensi rekan-rekan se-tim kalian. Siapa tau ada diantara mereka yang memiliki potensi luar biasa yang bisa kalian manfaatin.
Kedua | What they Need?
Point penting lainnya yang harus diperhatikan saat akan membuat kegiatan dilokasi KPM adalah KEBUTUHAN MASYARAKAT. Dalam contoh kasus si Aidul (toke puyuh) tadi misalnya. Kegiatan mereka yang membuat mesin penetas telur sukses besar karena rata-rata warga dilokasi mereka KPM memiliki ayam dan itik, kebetulan lokasi KPM mereka wktu itu adalah di salah satu Gampong didaerah Pidie Jaya.
Lantas, coba bayangkan, jika mereka KPM didaerah pesisir yang tidak ada satupun penduduknya memelihara ayam atau bebek. Apakah kehadiran mesin penetas telur penting bagi warga setempat? Saya rasa tidak. Justru yang mereka butuhkan adalah teknologi-teknologi tepat guna yang bisa bermanfaat didaerah pesisir. Misalnya, mesin pengering ikan keumamah.
Contoh kasus diatas, juga berlaku untuk kamu (iya, kamu…) yang berencana ingin membuat TPA dilokasi KPM (misalnya). Lihat kembali, apakah dilokasi kamu KPM bener-benar belum ada lembaga pendidikan Islami? Jangan hanya gara-gara pengalaman junior sebelumnya yang membuat TPA dilokasi mereka KPM, kamu juga ikut-ikutan pengen bikin TPA.
Kegiatan membuat TPA ditempat yang sudah ada lembaga pendidikan agamanya, baik itu TPA sejenis atau tempat pengajian seperti Balee Beut Gampong, sangat berpotensi menimbulkan riak-riak kecil. Tindakan kamu yang membuat TPA sangat berpotensi dianggap ingin menyaingi lembaga pendidikan setempat. So, Look around jika kamu pengen ngelakuin sesuatu, tanya dan timbang-timbang dulu Mereka butuh gak?
Ketiga | Ask them, What They Need.
Jika kamu masih bingung pengen bikin kegiatan apa, maka gak ada salahnya kalau kamu ajak Perangkat Gampong buat berembuk kira-kira dengan kehadiaran kalian ditempat tersebut apa yang mereka harapkan. Biasanya kalau perangkat Gampong diajak diskusi, dijamin deh meraka akan sampaikan masalah-masalah yang ada digampong tersebut. Harap-harap kamu bisa “menjawab” kebutuhan mereka. Kalaupun akhirnya kamu gak sanggup mewujudkan harapan warga setempat, setidaknya kamu bisa kasih tau siapa yang bisa mewujudkan harapan tersebut.
Berkonsultasi dengan masyarakat setempat adalah prakter yang kami lakukan ketika KPM di Bener Meriah tahun 2012 lalu. Dari hasil Tanya-tanya itulah kamipun membuat sebuah kegiatan yang -menurut saya- KEREN BANGET. Dan kegiatan tersebut akan saya jelasin dibawah ini.
Kegiatan Kami
Saat kami melakukan sharing dengan tetua gampong ada beberapa hal mereka yang mereka ceritakan dan hal tersebut sangat mereka harapkan agar bisa terselesaikan. Diantaranya adalah masalah harga kopi yang gak kunjung stabil dan budaya hidup boros anak-anak di Desa tersebut.
So, untuk kasus menjaga ke stabilan harga kopi, of course, sebagai mahasiswa Perbadingingan Mazhab dan Hukum saya angkat tangan deh (kalau gak boleh angkat kaki) tapi, saat itu saya sempat ngasih pandangan juga gimana caranya biar harga kopi bisa stabil. Ya, walaupun pandangan yang saya berikan jauh pangang dari api. Muahahahaha
Gagal di “menstabilkan harga kopi”, saya gak ingin kami gagal di “budaya hidup anak yang boros”. Saya, Hasan Basri dan Marhamah udah kekueh banget, pokoknya apapun yang terjadi, kami harus mampu menyadarkan anak-anak agar gak hidup boros lagi. APAPUN CARANYA.
Nah, mulailah saat itu kami menyusun formula, gimana caranya tuh anak-anak harus benar-benar ngerti kenapa mereka harus hidup hemat. So, kami ber-3 sepakat bahwa program kami adalah REVOLUSI KEBIASAAN.
Untuk mensukseskan kegiatan tersebut kami udah merencanakan diakhir program, kami bakal bagi-bagiin 1 celengan untuk 1 anak, plus “uang muka” sebesar Rp. 5.000,- perak yang akan kami celengin bareng-bareng dihari terakhir program.
Tapi sebelum sampai ketahap itu, kami terlebih dahulu ngasih teori ke anak-anak tersebut biar mereka sadar kalau budaya hidup hemat adalah sebuah budaya baik yang harus mereka biasakan. Wal hasil, kamipun menyiapkan materi presentasi berupa slide-slide dan nyewa projector untuk nampilin slide-slide yang udah kami siapin tadi. Saya bahkan masih nyimpan slide tersebut sampek sekarang.
Acara –sebut saja- sosialisasi yang kami lakukan dengan audiens para anak-anak berlansung sukses. Sayang, rencana kami pengen beliin tuh anak-anak celangan plastik gak kesampaian, pasalnya, dana kegiatan yang kami terima waktu itu terbatas banget. Apalagi, dalam minggu-minggu terakhir dilokasi KPM, kami (seluruh peserta KPM) harus ngumpulin duit buat bikin acara turnamen Voly se-kecamatan.
Nice Experience
Walaupun kegiatan kami tidak berjalan seperti yang kami harapkan, namun kami yakin banget, anak-anak Gampong Bener Kelipah Selatan udah pada paham kenapa mereka harus hemat dan gak boleh hidup boros.
Well, segini dulu postingan kali ini semoga bermanfaat.
Well, segini dulu postingan kali ini semoga bermanfaat.