Pedoman Praktek Klinis (CPG) Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1 pada Anak

Hasanusimuhammad.com | Pedoman Praktek Klinis (CPG) Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1 pada Anak.
1. Anak-anak dan remaja diabetes tipe 1 (T1DM) klasik hadir dengan poliuria, polydipia & penurunan berat badan selama 2 - 6 minggu.

2. Pasien dengan ketoasidosis diabetes (DKA) harus dikelola di rumah sakit dengan spesialis berpengalaman dalam pengelolaan kondisinya.

3. Pasien dengan DKA berat & beresiko terkena edema serebral idealnya harus dipantau di unit perawatan intensif. Resiko edema serebral dapat dikurangi dengan:
  • Tidak memberikan volume cairan yang besar setelah ekspansi volume awal
  • tidak mengelola insulin pada jam pertama pengobatan fluida
  • Tidak menggunakan bikarbonat untuk memperbaiki asidosis
4. Terapi insulin intensif adalah rejimen pilihan pada pasien dengan T1DM.
  • insulin basal merupakan sekitar 40 - 60% dari total dosis insulin harian (TDD); Sisanya adalah insulin pre-prandial rapid-acting / short-acting. 
  • Mereka yang menggunakan insulin kerja samping malam hari, insulin basal merupakan antara 30% (jika pada insulin kerja pendek) & 50% (jika pada insulin kerja cepat) TDD; Sisanya adalah insulin pre-prandial rapid-acting / short-acting.
5. Tujuan pengobatan hipoglikemia adalah mengembalikan glukosa darah ke tingkat normal (5.6 Mmol / L). Hipoglikemia berat memerlukan penanganan segera.
  • Di rumah sakit, ini bisa diobati dengan dekstrosa intravena (IV) 10% (2 - 4 ml / kg). 
  • Jika tidak ada akses IV, glukagon subkutan / intramuskular dapat diberikan (0,5 mg untuk pasien <12 tahun & 1,0 mg untuk mereka> 12 tahun).
6. Menghitung karbohidrat harus menjadi bagian dari manajemen T1DM.

7. Idealnya, tim diabetes harus terdiri dari dokter anak, pendidik diabetes, ahli diet, apoteker, psikiater / psikolog klinis / konselor & petugas sosial medis.
Diabetes Mellitus Tipe 1 pada Anak

8. Aktivitas fisik harus dilakukan secara teratur & aman di T1DM.

9. Pemantauan glukosa darah secara hati-hati harus dilakukan 4 sampai 6 kali sehari & lebih sering pada kondisi tertentu seperti hari sakit atau saat berolahraga.

10. Penyaringan fungsi tiroid & pengukuran antibodi antitiroid peroksidase harus dilakukan pada diagnosis T1DM.
Sumber: Malaysian Health Technology Assessment Section
Hasanusi Muhammad
Hasanusi Muhammad Follow my Instagram @hasanusi_muhammad

LOKASI SAFARI SUBUH BANDA ACEH