HM - Kemarin ada kawan yang cerita saya soal gaji yang ia terima tiap bulannya sebagai tenaga kontrak disalah satu Dinas di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Tentu si teman gak langsung tiba-tiba cerita sih, tapi setelah melalui puluhan menit obrolan barulah kemudian kami tiba pada topik gaji tadi.
 |
| H. AMINULLAH USMAN GOTONG ROYONG |
Menurut teman saya yang namanya gak sudi disebut didalam postingan ini, doi mulai bergabung dengan Pemerintah Kota Banda Aceh pada tahun 2015. Saat itu ia lulus dari jalur seleksi tenaga non PNS besar-besar yang dilakukan pada saat Banda Aceh masih dibawah kepemimpinan Illiza Sa'aduddin Jamal.
Di SK yang ia terima pada awal April 2015 tertulis gaji yang dia terima adalah Rp. 1.500.000,- dan angka tersebut persis seperti yang ia terima tiap bulannya, hanya berkurang 1% untuk infaq.
Menurut teman saya yang umurnya udah 32 itu, gaji Rp. 1.500.000,- bertahan hingga akhir tahun 2016, karena pada tahun 2017 -dan saat itu Banda Aceh berada di akhir-akhir masa jabatan Illiza- gaji yang ia dan teman-temannya terima naik menjadi Rp. 1.750.000,-. Alhamdulillah.
Kemudian, Banda Aceh berpindah kepemimpinan, Illiza Sa'aduddin Jamal yang maju kembali sebagai calon Walikota Banda Aceh bersama Farid Nyak Umar, ST dalam pilkadi 2017 kalah dari H. Aminullah Usman yang berpasangan dengan Drs. H. Zainal Arifin.
Lebih kurang 2 tahun dibawah kepemimpinan H. Aminullah Usman, gaji tenaga kontrak Pemko Banda Aceh resmi naik (lagi) menjadi Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah)
Angka tersebut terus bertahan hingga dihari tulisan ini diposting. Saat saya tanya apakah ada kemungkinan akan naik lagi? Teman saya optimis kemungkinan itu selalu ada, karena menurut dia, yang tak mungkin itu cuman lagunya Betharia Sonatha - Tak Mungkin Lagi, yang ini lho lagunya ^_^
Oke, begitulah sejarah panjang gaji tenaga kontrak dilingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Intinya, kata teman saya, berapapun gaji kita, jangan lupa bersyukur, karena kalau lupa bersyukur namnya kufur. Pilih mana?
